SMK Negeri 4 Malang kembali menegaskan perannya sebagai inisiator dalam pengembangan karakter dan literasi di kalangan pelajar. Kegiatan tahunan Literasi Camp ke-7 kali ini diselenggarakan secara istimewa melalui kolaborasi tiga sekolah: SMKN 4 Malang (Grafika), SMA Taruna Nala, dan SMKN 12 Malang.

Literasi Camp ke-7 ini dilaksanakan selama dua hari penuh, Sabtu hingga Minggu, 8–9 November 2025, di kawasan alam terbuka Ledok Ombo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Suasana pagi yang segar, dikelilingi pepohonan, menjadi latar yang sempurna bagi puluhan peserta yang tampak antusias mendirikan tenda dan menyiapkan segala kebutuhan mereka. Tenda-tenda yang didirikan bukan hanya tempat beristirahat, melainkan ruang tumbuh bagi generasi muda yang siap menyalakan cahaya pengetahuan.
Literasi Melampaui Ruang Kelas
Kegiatan ini merupakan inisiatif kuat dari SMKN 4 Malang yang bertujuan membawa proses belajar melampaui batas ruang kelas. Seperti yang diungkapkan oleh Rukhan, salah satu penggagas kegiatan: “Kami ingin anak-anak belajar lebih luas, tidak hanya di ruang kelas, tapi juga di ruang-ruang yang membuat mereka berpikir dan berinteraksi secara nyata.”

Berbeda dari kegiatan sekolah biasa, peserta diajak untuk sepenuhnya mandiri. Mereka harus memasak sendiri, bekerja sama dengan teman-teman dari sekolah yang berbeda, serta beradaptasi dengan suasana alam yang menantang.
Materi Berbobot dalam Suasana Santai
Selama dua hari, peserta mendapatkan berbagai materi penting yang dikemas dalam suasana santai namun sarat makna. Materi-materi tersebut meliputi:
- Literasi & Jurnalistik: Menggali kemampuan menulis berita dan memahami etika pers.
- Kepenulisan Sastra: Mengasah kejujuran dalam berekspresi melalui tulisan.
- Literasi Masyarakat & Kepemimpinan: Melatih empati, berdialog, dan kerja sama tim.
Salah satu fokus utama materi adalah pentingnya kejujuran dalam berekspresi. “Anak-anak diajak untuk berpikir kritis dan menulis dari pengalaman mereka sendiri. Menulis itu bukan soal teori semata, tapi tentang bagaimana mereka jujur pada pikiran dan perasaan,” tambah Rukhan.
Melalui interaksi lintas sekolah, para peserta belajar bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis. Literasi juga tentang mendengarkan, berdialog, dan memahami sesama. Diharapkan, pengalaman bermakna ini dapat menumbuhkan kebiasaan positif: “Kalau mereka sudah terbiasa menulis, otomatis mereka akan haus bacaan.”
Literasi Camp ke-7 ini membuktikan bahwa semangat belajar dapat tumbuh di mana saja, bahkan di tengah alam terbuka, jauh dari hiruk pikuk kota.
